Tempat Lahir : Tegal, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 29 Juli 1985 (Umur 25 tahun)
Tinggi : 175 cm
Berat : 64 kg
Agama : Khatolik
Asal Negara : Indonesia
Ranking Dunia Saat Ini (BWF) : 13 (Juli 2011)
Simon Santoso, siapa yang tidak kenal dengan nama ini. Pemuda yang punya hobby berenang dan baca komik ini adalah salah satu pemain bulu tangkis Indonesia di sektor tunggal putra.
Selain wajahnya yang seperti tidak lekang dimakan waktu dan memincut banyak hati gadis belia tanah air, rapor anak Tegal kelahiran 29 Juli 1985 ini juga tidak mengecewakan.
Saat ini putra dari pasangan Hosea Lim dan Rahel Yanti ini adalah pemain tunggal putra unggulan nomor 3 di Indonesia setelah taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro.
Lahir di kota pabrik kok bulutangkis terbesar di Indonesia, Simon adalah bungsu dari empat bersaudara. Serius dengan bulutangkis, dia pun bertolak ke Jakarta dan masuk ke PB Tangkas sebelum ahirnya ditarik masuk ke pelatnas pada tahun 2002 ketika Indonesia mengalami seretnya regenerasi di tunggal putra.
Sejak itulah Simon digembleng untuk menjadi salah satu tumpuan harapan bangsa, dan pecinta komik Kungfu Boy ini mengerjakan “PR”nya dengan baik. Setahun kemudian (2003) Simon sukses menjadi runner-up di Singapore Satellite, dan mulai akhir tahun itu, Simon dikatrol naik bertanding ke turnamen internasional bintang lima. Walaupun waktu itu masih dalam kadar “mengenyam” pengalaman, toh Raphael Sachetat, fotografer bulutangkis senior menyebut Simon sebagai pemain muda, cerdas, dan sangat berbakat ketika Simon mencuri banyak perhatian setelah mengalahkan Peter Gade lalu Shon Seung Mo di Hongkong Terbuka 2003.
Gelar pertamanya dia peroleh di Vietnam Satelit 2005, yang dapat dikatakan sebagai turnamen bintang empat dan membuktikan bahwa nihilnya “prestasi” Simon di turnamen bintang lima saat itu bukan berarti dia salah level, tetapi memang karena Simon belum cukup matang saja.
2006, Simon mulai naik daun. Dia mulai cukup sering menerobos ke dalam perempat final.
2006, Simon mulai naik daun. Dia mulai cukup sering menerobos ke dalam perempat final.
Pada tahun 2007, dia membuat penonton Swis Terbuka tercengang karena dia berhasil menjadi finalis turnamen bintang lima ini setelah berangkat dari babak kualifikasi! Di kejuaraan ini, Simon menundukkan Wong Choong Hann (MAS), Ronald Susilo (SIN), dan Chen Yu (CHN), dan melewati Lin Dan yang tidak menyelesaikan set kedua karena cedera sebelum akhirnya terhenti langkahnya oleh Chen Jin (MS) di final.
Tahun 2008, Simon adalah salah satu atlit tunggal putra kebanggaan Indonesia yang sudah lebih matang, lebih siap, dan lebih berpengalaman. Walaupun pelatihnya mengatakan Simon perlu untuk lebih memantapkan stamina serta kepercayaan dirinya, secara teknis dia adalah pemain papan atas dunia. Di tahun ini Simon berhasil menjadi Finalis Malaysia Open SS, prestasi berikutnya adalah Runner - up DJARUM INDONESIA SUPER SERIES serta Juara Taiwan Open SS.
Pada tahun 2009, langkah Simon semakin mantap untuk terus berjuang dan menoreh prestasi. Ia berhasil merebut Medali Emas pada SEA Games dan menjuarai Denmark Open Super Series dengan mengalahkan pemain Jerman, Marc Zwiebler 21-14 21-6. Dalam pertandingan di Odense Idraets Park, Odense, Denmark ini, Simon yang diunggulkan di tempat kelima tidak menemui kesulitan berarti untuk mengalahkan lawannya yang merupakan pemain non unggulan tersebut. Beberapa prestasi Simon berikutnya adalah menjadi Semifinal Korea Open SS, Semifinal Japan Open SS, Juara Chinese Taipei Grand Prix Gold.
Tahun 2010, Simon masuk ke Perempat Final LI-NING Singapore Open Super Series,Permpat Final DJARUM INDONESIA OPEN SUPER SERIES, Semi Final Kumpoo Macau Open Badminton Championships, dan berhasil meraih Juara CHINESE TAIPEI GRAND PRIX GOLD.
Tahun 2011 ini, Simon masuk ke babak Semifinal Malaysia Open SS, Semifinalis Victor Korea Open Super Series Premier, Semifinalis WILSON Swiss Open Grand Prix Gold. Namun ia gagal beranjak ke babak semifinal di Singapore Open Super Series beberapa waktu lalu setelah langkahnya dihentikan oleh pemain super asal China, Lin Dan. Dalam pertemuannya yang ke-9 kali dengan Lindan inipun Simon belum berhasil merebut kemenangan dari sang master. Namun dalam pertandingan yang berlangsung ketat ini Simon berhasil membuat Lin Dan kewalahan. Sempat menang di set pertama, Simon akhirnya harus kalah di set kedua dan ketiga dengan skor 21-14, 13-21 dan 20-22.
Sekembalinya ke tanah air dari Singapore, Simon kembali gagal mendapatkan gelar di Djarum Indonesia Open Super Series setelah langkahnya dihentikan oleh pemain asal China, Chen Jin di babak kualifikasi. Hmmm.. ada apa dengan Simon yah ??
Namun sebagai pemain muda, simon masih memiliki banyak kesempatan. Terlebih dengan sifatnya yang selalu optimis dan selalu ingin belajar, bukanlah hal yang tidak mungkin baginya untuk mendapat prestasi yang lebih gemilang lagi pada ajang bulu tangkis yang akan datang.
Semangat terus yah buat Simon.. Fighting and be shining !!
Chayooo !!!!
we are love u... Jesus bless.. : )
..........................................................................................................................................................................................
*Pictures...
"Saya optimis kok.. saya selalu kasih my best performance..
Agak menyesal hari ini krn hanya kalah tipis..tp semua itu bantu saya utk "belajar". Saya bersyukur masih dpt kritik,karena itu membuktikan masyarakat masih peduli pd saya, dan masih punya harapan pd diri saya .."





























Mantap....
BalasHapusBaru saja juar dia....
Salam kenal ya. GBU
wah keren dan mantabs yah kunjungi ke sini yah www.bingkaiberita.com
BalasHapus